Malam tadi sekitar ba’da isya saya kedatangan seorang sahabat. Sesampainya ia di rumah atau klinik saya (karena klinik dan rumah saya bersatu), beliau langsung mengutarakan maksud kedatangannya. “Bisa nggak biar lebih “keras” pake hypnoteharpy?” katanya dengan bahasa tubuh yang agak malu-malu. “In shaa Allah bisa,” jawab saya dengan serius. Agar dia pun serius berbicaranya. “Memang kualtitas seksual bisa di pengaruhi oleh pikiran. Seperti halnya ketika kita sedang banyak pikiran, maka nafsu makan pun bisa berkurang. Benar begitu?” lanjut saya menjelaskan. “Ya,” jawab sahabat saya. “Begitupun dengan kualitas seksual,” lanjut saya memberikan pemahaman bahwa hypnoteharpy dengan izin Allah bisa menyembuhkan masalah-masalah seksual yang berkaitan erat dengan fikiran. “Tapi jangan di sini dunk di hypnotherapinya, malu” pinta sahabat saya. Karena waktu itu kami ngobrol-ngobrolnya di teras rumah. “Mari kita ke dalam,” ajak saya.
Di dalam rumah saya kemudian melanjutkan obrolan dengan cara mewawancarainya, untuk mencari kejelasakn tentang akar masalah yang sebenarnya. Menurutnya, ereksinya ini tidak maksimal sekitar kurang dari satu bulan ini. Suka “lemas di tengah jalan”. Hehehe..Dan setelah wawancara selesai. saya langsung menghypnotherapinya. Yang di awali dengan tes sugestivitas, sebagaimana umumnya hypnotherapy. Alhamdulillah tingkat penerimaan sugesti dan konsentrasi termasuk sangat baik. Saya menggunakan tes sugestivitas ini sekaligus memanfaatkannya untuk induksi. Dalam waktu kurang dari 4 menit, ia langsung trance.
Proses terapi berjalan kurang lebih sekitar 30 menitan. Saya murni hanya menggunakan hypnotherapy. Saya menggunakan macam-macam teknik terapi. Agar klien bisa sembuh dengan satu sesi saja. Dan saya bukan hanya berusaha membereskan masalah ereksinya, tetapi saya pun memasukan sugesti “tahan lama” ke pikiran bahwah sadarnya. Karena saya yakin ia mempunyai masalah ejakulasi dini juga. “Senikmat apapun anda melakukan hubungan intim, anda tetap bisa mengendalikan atau mengontrol ejakulasi anda,” itu sepintas mengenai sugesti yang saya masukan. Dan sebelum ia saya bangunkan ke kesadaran normal, saya sugestikan ia agar melupakan semua yang telah terjadi selama proses terapi. Dengan tujuan agar pikiran sadarnya tidak mengkritisi atau mengganggu sugesti yang telah masuk ke pikiran bawah sadarnya. Dan saya pun tidak lupa menanamkan anchor kepadanya. Agar andai kata di butuhkan sesi selanjutnya, saya bisa menginduksinya dengan sangat mudah.
Besoknya, setelah sahabat saya ini saya hypnoteharpy, saya bertemu dengan dirinya kembali.Tanpa saya bertanya, dari kejauhan dia sudah mengacungkan dua jempolnya tingi-tinggi! Merasa kurang jelas, saya langsung mendekatinya dan bertanya kepadanya. Jawabnya, “Tidak usah saya sebutkan hasilnya dengan kata-kata. Karena saya sudah mengacungkan dua jempol, ni. Jempol ini simbol positif. Satu jempol aja bagus, apalagi saya mengacungkan dua jempol. Pokonya hasilnya luar biasa!” “Iya secara pribadi saya faham bahwa kini anda sudah sembuh, tapi saya butuh penjelasan yang lebih untuk testimony,” kata saya. Mungkin sahabat saya ini tidak ingin banyak berkomentar karena agak malu-malu berbicara tentang hal seperti ini. Merasa kurang puas dengan testimonynya, saya pun terus mengoreknya. Lalu jawabnya, “Selain ereksinya jadi maksimal, saya juga menjadi tahan lama. Sampai-sampai saya merasa pegal karena kelamaan “tidak keluar-keluar”. Bahkan, dalam kondisi tidur pun ‘adik saya’ masih tetap ‘bangun!’”
Oh syukurlah kalau begtu. Saya ikut senang. 
Alhamdulillah..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar