"Sebaik-baiknya petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad Saw. Begitupun dalam hal pengobatan. Insya Allah Thibbun Nabawi (pengobatan cara Nabi adalah solusi terbaik untuk mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit, baik fisik maupun emosi!"

Jumat, 07 September 2012

Kapan Garam Menjadi Berbahaya


Konsumsi garam secara berlebihan dapat berakibat fatal. Natrium bekerja menahan air didalam tubuh, sehingga volume darah yang beredar akan meningkat. Meningkatnya volume darah akan akan menyebabkan meningkatnya tekanan pada dinding pembuluh darah. Inilah yang disebut hipertensi atau tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi dapat berefek luas pada kesehatan. Ia dapat berakibat timbulnya gangguan jantung, stroke, dan lain sebagainya. Kelebihan garam didalam tubuh juga dapat mengakibatkan pembengkakan bagian-bagian tubuh.

Garam bersifat higroskopis, yaitu mudah sekali menyerap air. Jika konsumsi garam berlebihan, maka konsentrasi garam dalam cairan akan meningkat. Garam akan menarik keluar banyak cairan, yang tersimpan dalam sel, sehingga memenuhi ruang diluar sel. Akibatnya, tubuh atau bagian tubuh tertentu menjadi bengkak, seperti pembengkakan kaki pada ibu hamil.

Konsumsi garam secara berlebihan juga dapat pula mengakibatkan kegemukan karena air yang tertahan didalam tubuh. Pembengkakan (oedema) dan melonjaknya tekanan darah sangat mudah terjadi pada mereka. Jika gejala pembengkakan diabaikan, konsumsi garam tidak dibatasi, dapat mengekibatkan keracunan kehamilan pada wanita hamil bahkan keguguran.

Menurut data WHO, 100 juta orang di Tiongkok mengidap penyakit tekanan darah tinggi dan setiap tahun bertambah 3 juta orang. 15 juta orang setiap tahun meninggal karna penyakit jantung, 60% dari semua penyakit yang menyebabkan kematian. Di antara penduduk dunia, konsumsi garam tertinggi ditemukan diwilayah Jepang Utara, yakni 28 mg per orang, per harinya. Sebanyak 38% di antara mereka adalah penderita hipertensi. Sebaliknya, penduduk Alaska yang konsumsi garamnya terbatas (4 g per hari) sangat jarang menderita hypertensi.

Sejumlah penelitian menguatkan adanya hubungan antara usia dini pemberian garam dengan kerentanan resiko hipertensi. Orangtua yang terlalu banyak menambahkan garam kedalam makanan anak-anaknya, ternyata anak mereka banyak yang cenderung hipertensi. Bayi belum memerlukan tambahan garam dapur, karena kebutuhan natrium bisa terpenuhi dari bahan makanan dan ASI.

BERAPA BANYAK GARAM YANG DIBUTUHKAN OLEH TUBUH

Dr. Lewis K Dahl, peneliti dari New York mengingatkan, setiap orang hanya memerlukan sekitar 2 gr atau 1,5 sendok teh garam setiap harinya. Saat ini rata-rata konsumsi garam seseorang setiap hari di dunia adalah 5 sampai 6 gram perhari, bahkan lebih. Kelebihan konsumsi garam inilah yang memicu gangguan kesehatan manusia saat ini. Jika ingin mempertahankan kesehatan tubuh, sangat disarankan agar kita mengurangi penggunaan garam saat memasak, ikan yang di asinkan, dan meminimalkan konsumsi makanan kalengan yang mengandung garam tinggi sebagai pengawetnya.

KENAPA HARUS MEMBATASI NATRIUM?

Besar sekali resiko gangguan kesehatan yang dihadapi jika kita kelebihan garam. Tidak ada salahnya mulai memperhitungkan konsumsi garam sejak saat ini. Selain garam dapur dan makanan asin/bergaram, natrium juga terdapat dalam berbagai bahan makanan, baik yang segar maupun olahan.

JENIS-JENIS GARAM:
Zat natrium yang dipakai dalam pengolahan makanan diantaranya:

  1. Vetsin(MSG, Mono Sodium Glutamat), yaitu zat perasa pada makanan.
  2. NATRIUM KARBONAT/bikarbonat, yaitu, zat pemuai soda kue atau backing powder.
  3. NATRIUM BENZOATE, zat pengawet pada makanan/minuman.
  4. NATRIUM SIKLAMAT, yaitu zat pemanis sintetis.
Mono Sodium Glutamat banyak didapat dalam kecap, terasi, kaldu blok, saus tomat, saus cabai maupun petis. Natrium karbonat ada pada roti, biscuit, cake, dan kue-kue yang dibubuhi soda kue, dan backing powder. Bahan makanan lain yang juga mengandung natrium adalah otak, ginjal, lidah, sardin, keju, daging asap, telor asin, ham, bacon, dendeng, abon, ikan kalengan, kornet, ebi, selai kacang tanah, sawi asin, margarine, mentega, dan fast food.

Diet rendah garam mutlak harus dijalani oleh penderita hipertensi. Para ahli menyimpulkan bahwa diet rendah garam tidak akan memberikan efek menurunkan tekanan darah, apabila pembatasan konsumsi natrium masih lebih besar daripada 250 mg. Yang harus di batasi tidak hanya garam dapur dan makanan asin awetan seperti ikan asin, telur asin, atau daging asap, tetapi waspadai juga penggunaan bahan pangan lain yang termasuk tinggio kadar natriumnya.

Penderita arterosklerosi(pengerasan pada dinding pembuluh darah) dan penyakit jantung koroner wajib membatasi konsumsi garam dan bahan lain yang mengandung natrium. Arteriosklerosis membuat pembuluh darah menyempit an tidak lagi elastis, sehingga muncul hipertensi. Jika arteriosklerosis tidak mendapatkan perhatian, pasokan oksigen menuju jantung bisa terhambat yang mengakibatkan penyakit jantung koroner. Selain dengan diet rendah lemak dan pengobatan untuk merotokan kerak pada dinding pembuluh darah, penderita harus pula membatasi konsumsi natrium, terutama pada natrium klorida alias garam dapur !

Pembatasan konsumsi garam dalam bahan makanan kaya natrium harus dilakukan penderita penyakit ginjal, hati, hipertensi, jantung, dan berbagai penyakit degeberatif lainnya. Menurunnya fungsi ginjal dan hati membuatnya tidak mampu lagi mencerna garam dengan baik, sehingga sisa garam akan beredar didalam darah. Timbunan garam yang berlebihan dapat mengakibatkan keracunan.

Untuk menjalankan diet rendah garam yang terkontrol, terutama bagi penderita, memang tidak mudah, karena perlu pengawasan dokter ahli gizi. Namun, bagi orang sehat yang ingin tetap sehat, pembatasan konsumsi garam dapat dilakukan dengan cara yang lebih praktis. Gunakan garam sedikit mungkin dalam masakan, batsan penambahan garam di meja makan. Dan batasi atau hindari bahan makanan olahan yang asin(seperti ikan asin, daging/lidah asap).

Sumber: buku Be Your Owen Doctor, karya DR. Husen A.Bajry, M.D.,PH.D.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar