"Sebaik-baiknya petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad Saw. Begitupun dalam hal pengobatan. Insya Allah Thibbun Nabawi (pengobatan cara Nabi adalah solusi terbaik untuk mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit, baik fisik maupun emosi!"

Sabtu, 15 Desember 2012

Penanganan Jantung Berdebar-debar dengan Hypnotherapi


Suatu waktu saya dipanggil oleh seseorang ke salahsatu perumahan yang cukup di kenal di Purwakarta, untuk menterapi  ruqyah sodara orang yang memanggil saya. Sesampainya saya disana, saya mulai mendiagnosa dengan mewawancarainya. Katanya, ia sering meras jantungnya berdebar-debar. Sudah cek jantung ke dokter, tapi kata dokter  jantungnya sehat. Karena ia merasa sakit, maka iapun mencurigai ada faktor non medis, sehingga ia menemui saya.
Namun setelah saya diagnosa, saya menyimpulkan bawha klien ini lebih cocok pake hypnotherapy daripada ruqyah.  Karena saya kira ini penyebabnya lebih karena masalah emosi yang tak terselesaikan.

Saya lalu menawarkan hypnotherapy kepadanya. Karena tujuannya ingin sembuh, dan tidak pilih-pilih teknik terapi, ia akhirnya bersedia untuk saya hypnotherapy. Saya mulai melakukan tes sugestivitas. Bagi yang masih awam dengan istilah hypnosis, tes sugestivitas adalah suatu teknik untuk mengetahui sejauh mana tingkat penerimaan klien terhadap sugesti yang diberikan. Lalu saya lanjut dengan induksi yang sekiranya sesuai dengan tipe klien ini. Apa itu induksi? Induksi adalah teknik untuk membuka gerbang pikiran bawah sadar atau hematnya untuk menidurkan klien.  

Tidak sampai lima menit, klien sudah tidur cukup dalam. Saya kemudian langsung membimbingnya  memasuki alam rileksasi yang semakin dalam dan lelap dari sebelumnya. Setelah memasuki kedalaman tidur yang dirasa cukup, tiba-tiba klien ini menangis ! Dalam istilah hypnosis ini disebut abreaction. Abreaction ini bagi hypnotherapis atau saya adalah berkah. Dimana abreaction ini bisa mengindikasikan, disinilah akar masalahnya.

Saya mulai bertanya  kepada klien

Saya: “Apa yang terjadi? Ceritakan?"

Klien masih tetap menagis dan sulit untuk menjawab pertanyaan dari saya. Sampai saya mengucapkan pertanyaan di atas beberapa kali sambil mensugestikan supaya ia menjadi lebih santai dan rileks. Dan akhirnya ia menjawab juga.

Klien: “Bapak saya…”

Klien masih sulit untuk menceritakanya. Saya terus mensugesti dia agar mudah menyampaikan apa yang ingin dia katakan.

Klien: “Bapak saya tidak seperti suami saya”

Nah..

Saya: “Silahkan ceritakan sebanyak-banyaknya..sesuai dengan keinginan Anda !”

Klien: “Bapak saya tidak seperti suami saya. Suami saya sering memarahi saya. Kalau bapak saya tidak seperti itu”

Klien berbicara sambil tetap menagis. Namun menangisnya sudah mulai mau berhenti. Sampai disini, saya sudah mulai memahami akar masalahnya. Kemudian saya langsung sugestikan dia agar menyikapi hal ini dengan sudut pandang posistif dan bisa mamaafkan suaminya itu.

Saya: “Mba, hal itu sudah berlalu. Apa mbak mau memaafkan suami mba dengan ikhlas?”

Klien: “Iya..Mau”

Saya bersyukur ketika dia bersedia memaafkan. Karena sebagian klien biasanya suka sulit untuk memaafkan kejadian yang membuatnya menderita.
Setelah ia memaafkan, menagisnya mulai berhenti. Sayapun kemudian memberikan sugesti posistif untuk masalah jantung yang berdebar-debar itu.
Dan setelah itu, saya secara perlahan membangunkannya kekesadaran normal.

Saya: “Mba, saya akan menghitung dari angka 1 sampai sepuluh. …Semakin saya menghitung …rasakan tubuh mbak semakin sehat… dan mbak menjadi semakin sadar…. Dan tepat di angka 10…mbak bangun dengan kondisi yang sangat sehat dan sangat segar!”

Saya mengulang sugesti diatas sampai 3kali.

Saya: “1..mba semakin sehat dan semakin sadar…. 2…..3……4……tarik nafas yang dalam lewat hidung..dan biarkan tubuh dan pikiran mbak manjadi semakin sehat dan segar. 5….6…Gerakan semua jari dan tangan mbak…7…8…mba mulai sadar akan kondisi sekitar mbak sekarang..9…10…mbak bangun dengan kondisi yang sangat sehat dan sangat segar!”

Klien mulai membuka mata dan terlihat seperti orang linglung.

Saya langsung tanya: “Bagaimana, dadanya sudah plong dan nyaman?”

Klien: “Iya pak..alhamdulillah”

Saya: “Alhamdulillah..”

Kemudian saya berbicara dengan suaminya, agar suaminya ini dapat menyesuaikan perilakunya dengan istrinya ini yang memang bertipe sensitive.


Karena waktu sudah malam, saya pamit pulang. Dan suaminya klien bersalaman dengan saya sambil menyisipkan kertas putih di tangan saya. Untuk isi kertas putih ini, mohon maaf saya tidak bisa menceritakan isinya berapa. Haahahha..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar